tag:blogger.com,1999:blog-35971313411417893142024-03-13T06:39:16.700-07:00Tugas Dari SekolahAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04105863902796167134noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-3597131341141789314.post-35159059296934709902012-08-14T07:25:00.002-07:002012-08-14T07:25:43.213-07:00Cara Membuat NovelMAU BIKIN NOVEL?<br />
Membuat novel memang sudah pasti akan membutuhkan energi dan waktu
yang lebih banyak dibandingkan membuat tulisan pendek seperti cerpen
atau artikel. Secara garis besar yang perlu dilakukan dalam menulis
novel – atau buku – adalah:<br />
* Langkah pertama: mencari/mendapatkan ide<br />
* Langkah kedua: ide dikembangkan menjadi sinopsis. Di tahap ini kita juga sudah harus menentukan karakteristik para tokohnya.<br />
* Langkah ketiga: sinopsis dikembangkan menjadi storyline<br />
* Langkah keempat: storyline dikembangkan menjadi draft awal<br />
* Langkah kelima: draft awal disempurnakan untuk menjadi draft akhir<br />
Berikut ini adalah contoh lima langkah tersebut yang diambil dari postingan-postingan milis menulisnovel@yahoogroups.com:<br />
<span id="more-32"></span><br />
I. Ide:<br />
Seorang guru naksir muridnya sendiri. Namun, celakanya, muridnya yang
juga bunga sekolah itu juga ditaksir oleh teman sekelasnya. Guru pun
harus bersaing ‘dingin’ dengan sang siswa. Konflik bermunculan:
pantaskah guru fall in love dengan anak didiknya? Bagaimanakah model
persaingan antara guru-murid karena rebutan cewe? Bagaimana jika hal itu
ketahuan staff guru yang lain? Dalam persaingan ‘dingin’ itu, harga
dirinya sebagai guru dipertaruhkan. Yang manakah akan dipilih: Posisi
dan harga dirinya sebagai guru, atau, cintanya terhadap si bunga
sekolah yang ternyata diam-diam juga memendam perasaan padanya.<br />
II. Sinopsis: Ide diatas dibuat menjadi alur cerita 3 babak (tidak
baku dan bisa dibuat beberapa babak). Babak I adalah perkenalan tokoh
dan latar belakang, Babak II adalah muncul dan meningkatnya konflik,
Babak III konflik memuncak dan berakhir.<br />
Contoh :<br />
BABAK – 1<br />
Latar Belakang<br />
————–TAHUN 2003—————-<br />
Kelas 3 pada SMA naungan sebuah Yayasan Pendidikan di salah satu kota
menerima seorang siswi baru pindahan dari kota lain. Syahda Rinaia,
demikian nama siswi itu (deskripsi : 17 tahun, kelas 3, anak orang
berada, cantik, cerdas, ceria, supel, ekspresif, semampai, bermata
indah, berlesung pipi, penikmat sastra dan suka menulis puisi).
Kehadiran dara manis ini membuat para cowok dikelas itu berlomba untuk
menarik perhatiannya demi meraih cintanya.<br />
Begitu juga halnya Arjun Sambudi, (deskripsi : 18 tahun, kelas 3,
keren, atletis, ngetop di sekolah karena prestasinya di bidang olahraga,
anak salah seorang donatur Yayasan), tak ketinggalan berupaya untuk
mendapatkan cintanya Syahda. Dengan “modal” yang dimilikinya, tak
membutuhkan waktu yang lama bagi Arjun untuk mendapatkan cinta Syahda.
Singkat cerita, Arjun dan Syahda sudah menjadi sepasang kekasih.
Diam-diam ternyata salah satu dari guru yang baru 9 bulan mengajar,
Aksoro Pinandito (deskripsi: 27 tahun, baby face, penyendiri, introvert,
sabar, bersifat dewasa, berdedikasi, lulusan Sastra Inggris UGM, dari
keluarga sederhana, orang tuanya petani di desa), juga terpesona dan
sering mengimpikan Syahda, tapi tidak terlalu berharap banyak, karena
sadar dirinya orang biasa saja.<br />
Awal Konflik<br />
Pak Akso, demikian panggilan bagi guru sastra itu, kerapkali menulis
puisi di majalah dan suratkabar lokal, dengan memakai nama samaran
Pulungsari. Suatu hari, salah satu puisi yang ditulisnya di suratkabar
lokal merupakan ekspresi perasaan hatinya pada gadis idamannya itu.
Puisi itu berjudul Gerimis nan Indah adalah personifikasi dari nama
Syahda Rinaia, gadis impiannya sekaligus muridnya sendiri. Syahda yang
memiliki hobi mengoleksi puisi-puisi indah kebetulan membacanya juga.
Gadis itu sangat terpukau dengan gaya puisi-puisi yang sering ditulis
oleh penyair ini, sehingga dia tidak sabar menantikan puisi-puisi baru
disetiap minggunya. Kemudian Syahda memberanikan diri untuk menyurati
penyair ini untuk berkenalan dan belajar menulis puisi darinya.
Hubungan lewat surat-menyurat ini mulai berlangsung secara intensif.<br />
Sangat berbeda dari sifatnya sehari-hari, lewat surat Pak Akso sangat
romantis dan lebih berani mengutarakan perasaannya pada Syahda walaupun
belum menunjukkan jatidiri dia yang sebenarnya. Akhirlah tumbuh suasana
mesra diantara mereka walaupun belum pernah ketemu. Arjun, sebagai
kekasih Syahda, tidak tahu akan hal ini.<br />
Hubungan Syahda dengan Arjun mulai renggang, karena sifat Arjun yang
egois, sombong dan beberapa sifat lainnya yang tidak disukai Syahda.
Syahda pelan-pelan menjauhi Arjun.<br />
BABAK – 2<br />
PERKEMBANGAN KONFLIK<br />
Suatu waktu, Pak Akso sakit cacar yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit sehingga untuk beberapa waktu tidak ada puisi baru yang
ditulisnya. Syahda yang sudah kecanduan dan merindukan puisi-puisinya,
menanyakan langsung kabar dari penyair ini kepada staf redaksi koran
dimana puisinya sering dimuat.<br />
Dengan kegigihannya untuk mendapatkan informasi, akhirnya Syahda menemukan Pak Akso yang masih berbaring di rumah sakit.<br />
Disinilah Syahda terkejut dan tahu siapa sebenarnya penyair yang dia dambakan selama ini.<br />
Pak Akso pada awalnya menyangkal, tapi Syahda dengan jujur mengakui
perasaan cinta itu. Akhirnya Pak Akso mengakui perasaannya yang
sebenarnya dan langsung disambut oleh Syahda dengan sukacita.<br />
Pak Akso mulai sehat dan kembali mengajar. Di sekolah mereka berdua
merahasiakan hubungannya. Walaupun dirahasiakan, di kelas tak dapat
disangkal perhatian Pak Akso terhadap Syahda memang sedikit lebih
dibandingkan perhatiannya terhadap siswa-siswa lainnya. Syahda juga
kelihatan senang atas perhatian sang guru ini. Syahda lebih sering
terlihat bersama Pak Akso untuk belajar membuat puisi dan mengkajinya.
Siswa lainnya sudah mulai tahu dengan perkembangan ini. Banyak cowok di
kelas itu mulai tidak suka pada Pak Akso.<br />
Arjun yang ternyata masih menyimpan rasa kepada Syahda mulai terbakar api cemburu dan mulai memupuk dendam pada Pak Akso.<br />
BABAK – 3<br />
KLIMAKS<br />
Arjun dan kelompoknya merencanakan plot licik untuk mencelakakan Pak
Akso. Beberapa kali rencana dilaksanakan, dari mengendorkan baut-baut di
motor Pak Akso agar terjadi kecelakaan tapi Alhamdulilah masih selamat
sampai menyebarkan fitnah yang keji bahwa Pak Akso bisa diterima jadi
guru di sekolah itu karena menyogok sejumlah uang, dan sampai
sekarangpun sogokannya itu belum lunas dengan memotong sebagian dari
gajinya. Walaupun dianiaya oleh muridnya sendiri, namun Pak Akso tetap
bersabar, karena dia tahu Arjun adalah anak Pak Tirto Sambudi, orang
berpengaruh di Yayasan tempat dia bekerja.<br />
Suatu ketika, kejahatan Arjun sudah kelewat batas. Selagi belajar di
kelas, Arjun membuat ulah yang memancing kemarahan Pak Akso. Pak Akso
menegurnya dengan sopan, tapi Arjun malah menantang dengan menyebutnya
“anak desa penggembala kerbau yang sok belagu”. Pak Akso khilaf dari
kesabarannya dan memegang Arjun, sehingga hampirlah terjadi perkelahian
diantara mereka, tapi sempat dipisahkan oleh murid-murid lainnya.<br />
Dendam Arjun tidak cukup sampai disitu saja. Sewaktu Pak Akso pulang
dari sekolah melewati sebuah gang, tiba-tiba Pak Akso dihadang oleh 4
orang pemuda berandalan, suruhannya Arjun dan disanalah Pak Akso dihajar
habis-habisan. Pak Akso babak belur dan biru lebam, untung saja sempat
dibantu oleh penduduk setempat dan dibawa ke rumah sakit.<br />
Malang benar nasib Pak Akso, sudah jatuh ditimpa tangga pula. Pak
Akso dipecat oleh Kepala Sekolah atas perintah pemilik Yayasan, dengan
alasan mengajak muridnya sendiri berkelahi. Ini jelas dari usahanya
Arjun yang menghasut orang tuanya dan rekan-rekan orang tuanya untuk
“menghabisi” Pak Akso.<br />
Orang tuanya Syahda juga dipanggil, diberitahu bahwa anak gadisnya
selama ini ada hubungan rahasia dengan guru yang baru dipecat itu. Orang
tua Syahda memperingatkan anaknya jangan lagi berhubungan dengan guru
itu.<br />
ANTIKLIMAKS<br />
Kedua orang tuanya di desa sedih dan pergi ke kota menjenguk Pak
Akso. Karena sudah dipecat, dan tidak ada kerja lagi, Pak Akso memenuhi
keinginan orang tuanya untuk kembali ke desa untuk memulihkan fisik dan
mentalnya yang mulai rapuh. Syahda sedih sepeninggal Pak Akso ke desa,
tapi dia juga tidak berani menentang kehendak orang tuanya. Singkat
cerita kelulusan sekolah sudah sampai. Syahda tetap menolak ajakan
untuk kembali yang ditawarkan Arjun Hatinya sudah tertutup bagi Arjun.<br />
Syahda akan dikirim oleh orang tuanya untuk melanjutkan kuliah ke
luar negeri. Sebelum berangkat, Syahda sempat menyurati Pak Akso di
desa. Dalam suratnya, Syahda minta doanya Pak Akso, agar cita-citanya
berhasil dan dia juga mendoakan Pak Akso agar tabah dan suatu ketika
semoga apa yang mereka cita-citakan dikabulkan Yang Maha Kuasa Kalau
memang jodoh, kita akan bisa bertemu lagi, katanya. Pak Akso sedih namun
rela melepaskan dan mendoakan Gerimis nan Indah ini untuk membasahi
bumi lainnya yang kekeringan.<br />
HAPPY ENDING<br />
————————— 4 Tahun Kemudian (TAHUN 2007) ——————-<br />
Pada bulan Agustus, angin muson (monsoon) yang membawa uap-uap air
dari Samudera Hindia sering menyebabkan hujan di sebagian besar
semenanjung India. Begitu juga saat ini, gerimis mulai membasahi lahan
di kampus Delhi University. Pak Akso, sekarang 31 tahun, baru satu bulan
menginjakkan kaki di kampus ini berkat beasiswa S2 yang berhasil
diraihnya. Dia yang dua tahun lalu diangkat menjadi Dosen PNS, sekarang
melanjutkan kuliahnya pada Post Graduate di Department of Linguistics,
Delhi University, New Delhi, India. Pak Akso berlari-lari kecil menuju
gedung perpustakaan agar gerimis tidak terlanjur membasahi dirinya.
Karena berlari tergesa-gesa dan pandangannya menunduk ke bawah, tanpa
sengaja dia menabrak seorang mahasiswi yang mengenakan payung.
Berhamburanlah buku-buku dan tas yang semula berada dalam pegangan
mahasiswi itu dan sekarang basah karena jatuh ke aspal yang telah
diguyur hujan. Mahasiswi itu mengenakan salwar kameez, seperangkat
pakaian tradisional yang biasa di kenakan oleh wanita dan pria di Asia
Selatan. Tapi yang sedikit unik, mahasiswi ini juga mengenakan jilbab,
dengan lehernya dilingkari dupatta, selendang panjang.<br />
Pak Akso gelagapan dan merasa bersalah, dan segera mengumpulkan
kembali buku-buku yang berjatuhan itu seraya sambil minta maaf. Tapi
ketika melihat wajah mahasiswi itu, Pak Akso bergeming, dia terpesona
bercampur terkejut. Wajah mahasiswi yang berlumuran bulir rinai gerimis
itu sangat cantik, lebih dari itu wajah ini membawanya kembali pada
kenangan 4 tahun lalu semasa dia menjadi guru SMA di tanah air. Begitu
juga halnya Syahda, dia juga terkejut, tidak menyangka bisa ketemu lagi
dengan mantan gurunya yang pernah dikasihinya dulu. Syahda (saat ini
umur 21 tahun) sedang menyelesaikan tugas akhirnya pada program S1 di
jurusan Linguistik, yaitu jurusan yang sama diambil oleh Pak Akso. Dalam
keheningan sekejap itu, Pak Akso sempat berucap syukur, gerimis nan
indah itu telah turun lagi untuk membasahi jiwanya yang mulai semangat
kembali. Mereka membiarkan untuk sementara waktu air hujan membasahi
tubuh mereka, sebelum akhirnya mereka berdua masuk ke gedung
perpustakaan untuk mulai lagi merajut kisah yang baru.<br />
——– SELESAI ———<br />
IV. Storyline: Sinopsis 3 babak diurai menjadi detil adegan.<br />
Contoh :<br />
BABAK 1<br />
1. Di sebuah sekolah di Jakarta. Pagi itu para murid kelihatan mulai
dengan aktititasnya sehari-hari; Ada yang berangkat secara
sendiri-sendiri atau rombongan. Tiba-tiba Arjun beserta ganknya, datang
dengan mobil yang soundsystemnya digeber keras-keras seolah-olah dia mau
memamerkan apa yang dia punya. Selain Arjun ada Joni yang playboy,
Bocel si tukang pukul, dan juga Robi yang cuma pinter dalam teori cinta
tapi terus ngejomblo. Arjun adalah putera tunggak ketua yayasan sekolah.
Ekspresi bermacam-macam dari penghuni sekolah terhadap Arjun ada yang
cuek,sinis bahkan simpati. Termasuk kelompok remaja putri yang
dikomandani Tari Ogut (nama beken dari Tari Wulandari karena ada nama
murid yang hampir sama dengannya yakni Tari Sukmaningsih). Gang Tari
terdiri dari Tari, Lina “Oneng” Nurlina, dan Setyowati si Jawir. (Ada
potensi komedi).<br />
2. Bel berbunyi. Saatnya murid masuk ke kelas masing-masing. Kelas 3c
nampak ramai karena guru belum datang. Penghuni kelas saling bergosip
ria. Sedikit terlambat Pak Vandi masuk ke kelas. Suasana kelas hening,
seperti biasa karena wajahnya yang ganteng mirip seperti aktor India
membuat para cewek saling kasak-kusuk bersimpati dan yang sering
dilakukan mereka adalah kirim sms ke Hp diantara mereka. (Kejadian ini
tahun 2003. Belum semua siswa punya hape).<br />
3. Bu Rukmi (45 tahun, ibu 2 anak, guru BP) mengetuk pintu kelas. Pak
Vandi keluar kelas dan sebentar tertegun melihat Syahda, seorang cewek
mempesona yang mobilnya berhenti di kios majalah seberang tempat
kostnya, ia melihatnya saat mau berangkat ke sekolah. Akhirnya Pak Vandi
memperkenalkan Syahda, kelas riuh dengan celotehan para cowok. Pak
Vandipun turut tertarik mengingat iapun masih jomblo.<br />
4. Ada bangku kosong dibelakang. Sebelum Pak Vandi menata duduk
Syahda maka secepat kilat Arjun yang duduk ditengah mengusir Joni yang
duduk disebelahnya untuk pindah kebelakang. Hati Arjunpun berbunga-bunga
saat itu karena Syahda duduk berdampingan dengannya. PDKT dan rayuan
maut mulai ditebar oleh si Arjun. (Ada potensi Komedi).<br />
5. Saat menonton basket, Syahda bertanya2 tentang pak Vandi ke Tari
Ogut. Disini diceritakan tentang nama pak Vandi. Namanya sebetulnya
Irvandi dst. Karena kurang umum, ada yang manggil Irvan, Vandi, Wandi,
atau nama tengahnya Budi. Di sekolah, murid2 memanggilnya Pak Vandi.
(Catatan: ini tabungan informasi untuk adegan2 berikutnya). Pak Vandi
memang salah satu guru idola. Arjun yang tengah bermain, sadar dari
gerak mata Shahda bahwa gadis itu agak tertarik pada Pak Vandi. Arjun
lalu memamerkan unjuk kebolehannya di pertandingan Basket. Sorak-sorai
mendukungnya. Diam-diam Syahda tertarik juga akan diri Arjun. Tari Ogut
mengajak Syahda masuk dalam kelompoknya.<br />
6. Arjun yang mengejar Syahda menemuinya di kios majalah. Saat itu
Arjun beralasan mau membeli majalah yang membahas mobil dan
tetebengeknya maklum ia lagi gandrung untuk mempercantik mobilnya. Dalam
obrolan itu Arjun baru mengetahui bahwa Syahda ternyata penikmat puisi.
(Catatan: Syahda itu tipe Melankolik; Di scene ini ada informasi bahwa
salah satu dari beberpa penulis puisi pujaannya adalah Pulungsari).<br />
7. Malamnya, di tempat kost, orangtua Vandi di daerah menelpon macam2
dan mulai menyinggung soal jodoh tapi Vandi mengelak. Begitu telpon
ditutup, ada lagi telpon dari Pak Jo dari koran Rakyat Pos yang menanyai
kapan lagi ia bisa mengirim puisi. Vandi dengan Pak Jo sudah amat akrab
dan Vandi sering dipanggil Budi, nama tengahnya, dengan alasan nama
Vandi amat tidak umum. Saat duduk di depan laptop bututnya, ia teringat
Syahda dan mulai menulis puisi tentang Syahda yaitu Gerimis Nan
Indah/GNI. (Disini ada informasi bahwa untuk menambah penghasilan Pak
Vandi sering buat puisi, artikel, cerpen dan opini untuk dikirim ke
majalah & surat kabar. Hasil honor ia kumpulkan akhirnya
kesampaian juga untuk membeli motor kreditan).<br />
8. Beberapa hari berikutnya, Minggu. Syahda mau membeli majalah lagi
tetapi stok habis. Iseng-iseng Syahda baca-baca koran yang ada disitu.
Tak sengaja dia baca kolom puisi dan disitu ia menemukan puisi Gerimis
Nan Indah kiriman dari Pulungsari.<br />
9. Syahda yang tertarik puisi dari Pulungsari lalu mengoleksi puisi
itu dengan membuat klipping di bukunya. Arjun yang datang dan ‘dicuekin’
karena kesibukan itu lantas pulang.<br />
10. Arjun minta bantuan Joni si playboy untuk membuat puisi untuknya.
Tapi walaupun sudah dibelikan minuman berenergi dan macam-macam
cemilan, puisinya tetap jelek. Dalam keadaan terdesak Arjun bilang bahwa
yang pinter nulis sebetulnya adalah Robi. Robi lantas ditelpon.
Sebetulnya Robi malas. Tapi karena diancam, ia lantas menyanggupi. Tidak
perlu diuraikan proses pembuatan puisi oleh Robi. (Ada potensi komedi).<br />
11. Dasar Syahda yang lagi kasmaran dengan puisi cinta akhirnya
kepincut juga sama Arjun. Ada respon sedikit di manfaatkan oleh Arjun
untuk ‘nembak’ dan mengumumkan bahwa Syahda adalah pacarnya. Padahal
Syahda baru sampai pada taraf tertarik saja pada Arjun.<br />
12. Syahda minta tolong Mak Yem, pembantunya untuk menelpon penerbit
Rakyat Pos. Sementara itu ia dapat kabar dari Tari Ogut tentang ulah
Arjun yang ketahuan mabuk di kantin sekolah. Tak lama Mak Yem bisa
tersambung dengan Pak Jo sebelum kemudian menyambungkan lagi dengan
Syahda. (Ada potensi Komedi).<br />
13. Vandi mendapat email dari Syahda yang mengaku bernama Ririn yang
sangat tertarik dengan puisinya dan ingin belajar tentang cara
membuatnya. Vandi tak keberatan.<br />
BABAK 2<br />
14. Syahda penasaran karena Pulungsari tidak pernah lagi terlihat
karya-karyanya. Kiriman emailpun tidak ada lagi. Padahal Syahda sudah
berkali-kali menanyakan melalui alamat email tersebut. Ia lalu menelpon
Pak Jo lagi dan dengan setengah memaksa lantas mendapatkan nomor telpon
dan alamat kost Pulungsari.<br />
15. Saat di kantin Arjun datang menghampiri Syahda untuk minta maaf
atas kejadian mabuk-mabukan. Ia memberikan surat yang didalamnya juga
ada puisi (pesan ke Joni). Syahda cuek & dingin aja menerima surat
itu, hatinya sudah tak bergairah karena ia masih kepikiran Pulungsari.
(Catatan: di bagian ini ada informasi bahwa Pak Vandi sakit dan Syahda
sama sekali tidak menduga bahwa Pak Vandi adalah Pulungsari).<br />
16. Dari Pak Jubir (pemilik kos) akhirnya Syahda tahu kalau Budi
ditempat tinggalnya Pak Vandi Sambudi lebih dikenal dengan nama
panggilan Pak Budi) sedang sakit typus dan opname dirumah sakit yang
kebetulan jaraknya hanya 100 meter dari situ. Karena tanggung, Syahda
memutuskan mengunjungi di RS. Apalagi saat itu jam besuk hanya tinggal
setengah jam lagi.<br />
17. Alangkat kagetnya Syahda saat ketemu Pak Vandi. Dia hampir tak
percaya dan tersipu malu kala mengetahui bahwa Pulungsari adalah Pak
Vandi. Karena setiap kontak ia selalu mencurahkan isi hatinya dan
ternyata dia adalah gurunya sendiri yang banyak menjadi idola di kelas.<br />
18. Di kunjungan2 berikut, saat datang sendiri akhirnya Syahda
mengakui mengagumi sekaligus ada benih cinta dihatinya. Awalnya Pak
Vandi mengelak mengungkapkan perasaaan hatinya apalagi Syahda adalah
anak didiknya sendiri. Tentunya tak patut untuk menjalin cinta amtara
guru dan murid. Namun akhirnya kekukuhannya jebol ia mengakui Syahda ada
dihatinya sejak awal perkenalan dikelas.<br />
19. Beberapa hari kemudian kabar kedekatan Pak Vandi dengan Syahda
sampai ke telinga Arjun. Ia mulai gerah dengan sikap Syahda. Saat
mengkonfirmasi ke Syahda, gadis itu tersinggung karena walaupun ia
dnegan Pak Vandi hanya berteman, menurutnya Arjun tidak berhak ikut
campur. Lagipula memang tidak ada hubungan istimewa antara Syahda dengan
Arjun. Arjun pulang ke rumah dengan perasaan dendam pada gurunya.<br />
20.Arjun menceritakan kekesalannya terhadap Pak Vandi pada
kelompoknya. Selain sudah membujuk orangtuanya yang ketua yayasan
sekolah, ia juga minta bantuan kepada Robi, Joni dan khususnya Bocel
dan kelompoknya untuk merancang strategi (teror fisik dan mental) untuk
menjahili Pak Vandi. Layaknya partai politik yang ingin memenangkan
calonnya mereka merancang beberapa sekenario untuk menjatuhkan Pak
Vandi agar tidak kerasan lagi mengajar di sekolah tersebut. (Ada potensi
komedi).<br />
21. Arjun menempelkan selebaran di kantin untuk memfitnah Pak Vandi.
Hal itu ketahuan Bu Marni tapi menyadari bahwa Arjun adalah anak ketua
yayasan sekolah, ia hanya curhat pada Pak Vandi. (Catatan: ada informasi
bahwa Vandi tengah mencari beasiswa belajar ke LN. India adalah salah
satu pilihannya)<br />
22.Syahda masih begitu asyiknya mencari inspirasi untuk membuat puisi
yang romantis. Hawa cinta yang menggebu dan keyakinannya akan sosok
pribadi Pak Vandi tak membuatnya terpengaruh akan isu-isu yang beredar
meski awalnya hatinya sempat galau.<br />
23.Orang tua Syahda mendapat surat kaleng yang dilampiri foto hasil
jepretan kamera milik Arjun yang menyebutkan terjalinnya hubungan
percintaan antara Syahda dan Pak Vandi. Mak Yem yang menemukan surat
itu pertamakali. Syahda kemudian diinterogasi. (Ada potensi komedi
ketika Mak Yem ikut menginterogasi).<br />
24.Teror mental. Di kelas Arjun dan kelompoknya mulai acuh dan
berulah saat mata pelajaran Pak Vandi. Ulah Arjun mendapat teguran
dari Pak Vandi namun tak digubris. Ledekan dan kata-kata Arjun membuat
Pak Vandi naik pitam dan tanpa sadar emosinya muncul menantang duel
secara jantan.<br />
25.Teror fisik direncanakan. Bocel dan kelompoknya siap menghadang
Pak Vandi sewaktu perjalanan pulang dari sekolah tapi Robi mendadak
kebelet. Begitu sudah beres, mendadak ketua mereka (Bocel) tiba-tiba
sakit gigi. Rencana kemudian digagalkan karena momentumnya sudah
terlewat. (Ada pontensi komedi).<br />
26.Perilaku dan ucapan dikelas terhadap Arjun masuk laporan ke Kepala
Sekolah, diadakan Arjun rapat guru atas desakan orang yang berpengaruh
(Bapaknya Arjun). (Catatan: Hasil rapat dirahasiakan pada pembaca).<br />
27. Syahda yang akrab dengan Mbak Yem, menunjukkan puisi pertama
bikinannya yang ia buat atas saran2 Pak Vandi yang ditulis tangan di
atas kertas pink dengan tekstur khusus. Menurut Mak Yem, puisinya cukup
bagus. Syahda senang dan akan menyerahkan pada Pak Vandi di pertemuan
pertama. (Ada pontensi humor).<br />
28. Pertemuan Pak Vandi dengan Syahda. Syahda yang sudah sangat jatuh
cinta meminta ijin agar diluar sekolah ia memanggil nama Vandi tanpa
embel2 ‘pak’ layaknya seorang kekasih. Pak Vandi tidak menanggapi.
Melihat raut wajah murungnya, Syahda penasaran dan akhirnya mendapat
info bahwa Pak Vandi dikeluarkan dari sekolah. Pak Vandi yang tahu bahwa
Syahda mencintainya buru2 menyergah ketika Syahda akan mengutarakan isi
hatinya. Alasannya: ia terlanjur akan belajar ke LN karena mendapatkan
beasiswa. Syahda sedih dan terjadi perpisahan di antara mereka berdua.
Saat Arjun menegur, Syahda malah menatap dengan benci. Saat itu Arjun
tahu bahwa cintanya pada Syahda telah sepenuhnya ditolak.<br />
BABAK 3<br />
29. Empat tahun berlalu. Di pertengahan tahun 2007(?), terlihat di
kantin sebuah kampus Joko sedang ngobrol. Mereka berdua telah berada di
India. Sendau gurau berkisar pada para mahasiswi yang lalu lalang
didepan mereka. Lagi-lagi ada telpon dari orangtua Vandi yang menanyakan
kapan ia mendapatkan pasangan hidup. Vandi sampai hafal kata2
nasihatnya seperti “bapak-ibumu kan sudah tua. Kami ingin segera
meminang cucu.” (Catatan: ada informasi bahwa Vandi segera mengakhiri
kuliahnya dan akan kembali ke Indonesia esok lusa).<br />
30. Jasmine (mahasiswa asal Indonesia yang
sekampus,manis,cerdas,supel) menemui Pak Vandi di perpustakaan.
(Catatan: berikan latar-belakang gadis India). Jasmine sendiri yang
menurut pantauan dan perasaanya ada perhatian lebih padanya.<br />
31. Di pesawat ke Jakarta, saat melihat seorang gadis Indonesia, Akso
teringat Syahda. Ia membuka dompetnya dan mengelurkan lipatan kertas
buram dan membaca puisi yang gadis itu pernah buatkan untuknya.<br />
32. Hari sudah malam saat Vandi tiba di bandara Jakarta. Di saat yang
nyaris bersamaan ternyata ada pesawat dari Singapore yang tiba. Saat
menunggu koper di ban berjalan, Vandi menelpon Joko. (Ada pontensi
komedi disini). Ia juga menceritakan bahwa ia membaca puisi Syahda.
Menurut Joko, jika Syahda itu soulmate, Vandi akan bertemu lagi
dengannya dalam suatu cara yang tidak disangka-sangka.<br />
33. Koper Vandi ternyata koper yang terakhir didapatkan penumpang
pesawat. Hari makin larut. Karena faktor kehati-hatian, Vandi tidak
sembarangan memilih taksi untuk mengantarnya ke losmen sebelum
melanjutkan pulang ke daerah asal besok paginya. Taksi pilihannya
ternyata hanya tinggal satu. Saat ia akan memakai taksi itu, ia
berebutan dengan seorang gadis. Ia kaget saat mengetahui bahwa gadis itu
adalah Syahda yang baru saja mengikuti pelatihan sebagai management
trainee di Singapore. Mereka kikuk. Tak ada pilihan lain, mereka lantas
naik taksi yang sama menuju Jakarta.<br />
34. Di taksi, mereka tidak banyak bicara. Vandi tiba duluan di tempat
tujuan. Saat hendak membayar ongkos secara sebagian dari dompetnya
terjatuh kertas warna pink dengan tekstur/pola khusus. Syahda
mengenalinya sebagai kertas puisi buatannya. Syahda diluar dugaan
mengeluarkan selembar kertas kecil lain dari dompetnya. Ternyata itu
adalah klipping puisi Gerimis Nan Indah. Karena masih jomblo, Syahda
menguatkan diri dan menyatakan isi hatinya. Vandi ternyata terdiam dan
ini membuat Syahda kuatir apakah Vandi sudah berkeluarga atau belum. Tak
lama, hape Vandi berbunyi. Ternyata itu adalah telpon dari keluarganya.
Saat mereka bertanya lagi pertanyaan yang itu-itu juga, Vandi sengaja
menghidupkan speaker phone agar didengar oleh Syahda. Ketika mereka
mengulang pertanyaan, Vandi menjawab bahwa ia sudah memiliki seorang
calon pendamping hidup yang saat itu tengah ada bersama-sama dirinya.<br />
TAMAT<br />
V. DRAFT AWAL<br />
VI. DRAFT AKHIR<br />
Untuk dua contoh di atas tentu tidak dapat diuraikan disini karena
sudah merupakan satu kesatuan novel secara utuh. Yang jelas, Draft Awal
adalah naskah dimana Storyline 3 babak diuraikan tiap scene atau adegan.
Draft Akhir adalah untuk proses Aging/pendiaman, termasuk memperhalus
kata-kata.<br />
TIPS:<br />
Dalam membuat novel ada begitu banyak hal yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya:<br />
1. Perombakan nama tokoh, tempat, serta lokasi kejadian, dan bahkan
struktur cerita, masih diperbolehkan hingga tahap pembuatan storyline.
Setelah memasuki draft awal, semua itu ditabukan.<br />
2. Momok paling menentukan adalah kebuntuan. Deadlock. Tapi selama
semangat menulis tetap membara dan selalu berdoa minta kepinteran sama
Yang Maha Kuasa, percayalah, deadlock hanyalah kerikil kecil yang dengan
mudah kita cemplungin ke got.<br />
3. Metode pembuatan sinopsis 3 babak bukan metode baku. Penulis bisa
membuat dengan format lain. Kendati demikian, sinopsis 3 babak merupakan
pola yang paling banyak dipakai dalam pembuatan sebuah cerita berdurasi
panjang.<br />
4. Hindari tokoh atau kejadian yang mendadak muncul di tengah cerita
dan akibat berdampak bahwa kemunculannya ‘maksain.’ Jika hal itu mau
dilakukan, perlu ada ‘tabungan informasi’ di awal cerita.<br />
5. Hati-hati dengan pemberian nama tokoh. Kemunculan tokoh (bukan
tokoh utama) yang diberi nama, harus punya tujuan. Entah dengan cara
akan muncul lagi di bagian berikut, atau akan memberi unsur kejutan bagi
pembaca. Nama tokoh yang terlalu banyak akan membuat pembaca
dibingungkan.<br />
Selamat mencoba!Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04105863902796167134noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3597131341141789314.post-62479965087877203392012-08-14T07:19:00.002-07:002012-08-14T07:19:19.920-07:0016 Negara Bagian Bentukan RIS Republik Indonesia Serikat KMB - Berdasarkan Keputusan Konferensi Meja Bundar<h1>
<b>16 Negara Bagian Bentukan RIS Republik Indonesia Serikat KMB -
Berdasarkan Keputusan Konferensi Meja Bundar - Sejarah Nasional |
sharing ilmu pengetahuan</b></h1>
<br />
<br />
<span class="”fullpost”"> 16 Negara Bagian Bentukan RIS Republik Indonesia Serikat KMB - Berdasarkan Keputusan Konferensi Meja Bundar - Sejarah Nasional<br />
<br />
Berdasarkan keputusan pada perundingan KMB atau konfrensi meja bundar
antara Moh. Hatta, Moh. Roem dengan Van Maarseven di Den Haag Belanda
memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara RIS / Republik
Indonesia Serikat. Negara republik indonesia serikat memiliki total 16
negara bagian dan 3 daerah kekuasaan ditetapkan tanggal 27 desember
1949. Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah
belah rakyat Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.<br />
<br />
A. Daerah Kekuasaan RIS 1 mencakup :<br />
- Negara Pasundan<br />
- Republik Indonesia<br />
- Negara Jawa Timur<br />
- Negara Indonesia Timur<br />
- Negara Madura<br />
- Negara Sumatera Selatan<br />
- Negara Sumatera Timur <br />
<br />
B. Daerah Kekuasaan RIS 2 meliputi :<br />
- Negara Riau<br />
- Negara Jawa Tengah<br />
- Negara Dayak Besar<br />
- Negara Bangka<br />
- Negara Belitung<br />
- Negara Kalimantan Timur<br />
- Negara Kalimantan Barat<br />
- Negara Kalimantan Tenggara<br />
- Negara Banjar<br />
- Negara Dayak Besar<br />
<br />
C. Daerah Kekuasaan RIS 3 adalah :<br />
- Daerah Indonesia lainnya yang bukan termasuk negara bagian<br />
</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04105863902796167134noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3597131341141789314.post-73080460674616767122012-08-14T07:17:00.000-07:002012-08-14T07:17:08.031-07:00Contoh Lengkap Karya Ilmiah Tentang Bahayanya Narkoba<div style="text-align: center;">
<span class="”fullpost”" style="color: #6aa84f; font-size: large;">DAFTAR ISI</span></div>
<span class="”fullpost”">BAB I PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang…………………………………………………<br />
B. Identifikasi Masalah……………………………………………<br />
C. Tujuan…………………………………………………………….<br />
D. Metode……………………………………………………………<br />
BAB II PEMBAHASAN<br />
A. Upaya Pencegahan……………………………………………<br />
BAB III PENUTUP<br />
A. Kesimpulan……………………………………………………<br />
B. Saran……………………………………………………………<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span class="”fullpost”" style="color: #38761d; font-size: medium;">Bahanya Narkoba</span></div>
<span class="”fullpost”"><span style="font-size: medium;"><span style="color: red;"> |.Pendahuluan</span></span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span style="font-size: medium;"><span style="color: red;"> </span></span><br />
<b style="color: #6aa84f;"><span style="font-size: x-small;">A.Latar Belakang</span></b><br />
Bahaya narkoba atau narkotika telah diketahui secara luas. Namun masih,
saja banyak yang doyan menikmati barang laknat itu. Kali ini eL-Ka,
menguraikan apa saja sih yang termasuk dalam golongan narkoba dan
bahayanya. Agar kita semua menghindarinya.<br />
Mitra muda, tak dapat dipungkiri bahwa narkoba merupakan wabah paling
berbahaya yang menjangkiti manusia di seluruh pelosok bumi. Tidak
diragukan lagi, bahwa kelemahan iman dan ketidakbersimpuhan kepada Allah
dalam segala kesulitan merupakan faktor terpenting yang mengkondusifkan
kecanduan narkoba.<br />
Manusia yang taat beragama pasti akan jauh dari neraka narkoba. Tidak
mungkin dia akan mengulurkan tangannya pada narkoba, baik membeli,
mengedarkan, maupun menyelundupkannya. Sebab, jalan narkoba adalah jalan
setan dan jalan Allah tidak mungkin bertemu dengan jalan setan.<br />
<br />
<b>Bahaya bagi pelajar</b><br />
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada
awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. <br />
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan
orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu
kemudian mengalami ketergantungan.<br />
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:<br />
<br />
• Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,<br />
• Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,<br />
• Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,<br />
• Sering menguap, mengantuk, dan malas,<br />
• Tidak memedulikan kesehatan diri,<br />
• Suka mencuri untuk membeli narkoba.<br />
<b>Berikut Jenis-jenis Narkoba Dan Apa Saja Bahya-Bahayanya </b><br />
<span class="”fullpost”"> <span style="font-size: medium;"><b>1. Opium</b></span></span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span class="”fullpost”"> Opium adalah jenis
narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara ditelan langsung
atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok atau syisya
(rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh dari buah pohon opium yang
belum matang dengan cara menyayatnya hingga mengeluarkan getah putih
yang lengket.<br />
Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan mampu
berimajinasi dan berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama
kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami gangguan dan berakhir dengan
tidur pulas bahkan koma.<br />
Jika seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian dari hidupnya.
Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa
mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit
yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun
drastis. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu
makannya menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya
terus menyusut.</span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span class="”fullpost”"><br />
<span style="font-size: medium;"><b>2. Morphine</b></span><br />
Orang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan (kegesitan)
dan kebugaran yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus
mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun terus ditambah untuk
memperoleh ekstase (kenikmatan) yang sama.<br />
Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan hidung
(mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami
kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut.
Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan
penurunan tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung
pada kematian.</span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span class="”fullpost”"><br />
<span style="font-size: medium;"><b>3. Heroin</b></span><br />
Bahan narkotika ini berbentuk bubuk kristal berwarna putih yang
dihasilkan dari penyulingan morphine. Menjadi bahan narkotika yang
paling mahal harganya, paling kuat dalam menciptakan ketagihan
(ketergantungan) dan paling berbahaya bagi kesehatan secara umum.<br />
Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria. Dia akan
mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang. Jika
demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis yang lebih besar untuk
menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap
untuk mendapatkannya, hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan.
Keinginannya hanya satu, memperoleh dosis yang lebih banyak untuk
melepaskan diri dari rasa sakit yang tak tertahankan dan pengerasan otot
akibat penghentian pemakaian.<br />
Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup
parah, kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus
dihantui mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi
sejumlah masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah
data statistik menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan
pecandu heroin mencapai 40%.</span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span class="”fullpost”"><br />
<span style="font-size: medium;"><b>4. Codeine</b></span><br />
Codeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa ini digunakan
dalam pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri).
Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad mengurangi penggunaan
codeine pada obat batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam
beberapa kasus, meski jarang, codeine bisa menimbulkan kecanduan.</span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span class="”fullpost”"><br />
<span style="font-size: medium;"><b>5. Kokain</b></span><br />
Kokain disuling dari tumbuhan koka yang tumbuh dan berkembang di
pegunungan Indis di Amerika Selatan (Latin) sejak 100 tahun silam.
Kokain dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam
selaput-selaput lendir hidung kemudian langsung menuju darah. Karena
itu, penciuman kokain berkali-kali bisa menyebabkan pemborokan pada
selaput lendir hidung, bahkan terkadang bisa menyebabkan tembusnya
dinding antara kedua cuping hidung.<br />
Problem kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat, karena faktor
kedekatan geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses sederhana,
yakni menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa berubah
menjadi sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling
banyak menyebabkan ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif
yang paling bayak menyebabkan ketagihan psikis.<br />
Setiap tahun, Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30 miliar dollar
untuk kokain dan krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika mengonsumsi
kokain secara semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek
mendatangkan perasaan riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa
waktu kemudian muncul perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.</span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span class="”fullpost”"><br />
<span style="font-size: medium;"><b>6. Amfitamine</b></span><br />
Obat ini ditemukan pada tahun 1880. Namun, fakta medis membuktikan bahwa
penggunaannya dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan risiko
ketagihan. Pengguna obat adiktif ini merasakan suatu ekstase dan
kegairahan, tidak mengantuk, dan memperoleh energi besar selama beberapa
jam. Namun setelah itu, ia tampak lesu disertai stres dan
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau perasaan kecewa sehingga
mendorongnya untuk melakukan tindak kekerasan dan kebrutalan.<br />
Kecanduan obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung mengencang dan
ketidakmampuan berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam
beberapa kasus menimbulkan perilaku seks menyimpang. Termasuk derivasi
(turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini banyak
dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur
penggunaannya sebenarnya sangat ketat dan hati-hati.</span></span><br />
<span class="”fullpost”"><span class="”fullpost”"><br />
<span style="font-size: medium;"><b>7. Ganja</b></span><br />
Ganja memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 nama,
sesuai dengan kawasan penanaman dan konsumsinya, antara lain; mariyuana,
hashish, dan hemp. Adapun zat terpenting yang terkandung dalam ganja
adalah zat trihidrocaniponal (THC).</span><br />
<span class="”fullpost”"><br />
<span style="color: #6aa84f; font-size: medium;"><b>B. Identifikasi Masalah</b></span><br />
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut : <br />
1. Banyaknya masyarakat belum mengetahui bahayanya narkoba.<br />
2. Banyaknya masyarakat belum memiliki pemahaman tentang bahaya narkoba.<br />
3. Banyaknya masyarakat belum memiliki konsep hidup sehat.<br />
<b style="color: #6aa84f;"><span style="font-size: medium;"><br />
C. Tujuan </span></b><br />
Penulisan karya tulis ini bertujuan :<br />
1. Agar Banyaknya masyarakat dapat mengetahui bahayanya narkoba.<br />
2. Agar Banyaknya masyarakat dapat mengetahui pemahaman tentang bahaya narkoba.<br />
3. Agar Banyaknya masyarakat memiliki konsep hidup sehat.</span><br />
<span class="”fullpost”"><br />
<b><span style="color: #6aa84f; font-size: medium;">D. Metode</span></b><br />
Metode Yg Digunakan Dalam Penulisan Ini AdalahMetode Secara Langsung.<br />
metode ini mengkaji berbagai referensi tentang bahayanya narkoba.<br />
<br />
<br />
<span style="color: red; font-size: large;"><b>II. Pembahasan</b></span><br />
<br />
<b style="color: #6aa84f;"><span style="font-size: medium;">A.Upaya Pencegahan</span></b><br />
<br />
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah peredaran narkoba. cara tersebut antara lain :<br />
• Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap barang barang yang masuk.<br />
• Memberikan hukuman yang berat terhadap pengedar dan pemakai narkoba.<br />
• melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia
mendadak secara rutin.<br />
• Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.<br />
• Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap
gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi)
narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.<br />
• Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.<br />
• Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan<br />
• keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat.<br />
• Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah,
sebab peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang.
Hasil penelitia menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan brandal pada
umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home).<br />
• Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram<br />
• sebagaimana haramnya Babi dan berbuat zina.<br />
• Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di Rumah oleh
Ayah dan Ibu, di Sekolah oleh Guru/Dosen dan di masyarakat oleh tokoh
agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum<br />
<br />
<span style="color: red; font-size: large;">III. Penutup</span><br />
<span style="font-size: medium;"><b><span style="color: #6aa84f;">A. Kesimpulan</span></b></span><br />
<br />
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut :<br />
<br />
1) Masyarakat perlu menghindari diri dari penyebaran narkoba<br />
2) Upaya pemerintah memberikan penyuluhan tentang penyebaran narkoba<br />
3) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf <br />
yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk<br />
4) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma <br />
dan ketentraman umu.<br />
5) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara <br />
fisik maupun psikologis.<br />
<br />
<b style="color: #6aa84f;"><span style="font-size: medium;">B. Saran</span></b><br />
<br />
1. Hendaknya masyarakat peduli tentang kesehatan<br />
2. Pemerintah hendaknya segera mencari solusi agar penyebaran narkoba tidak terjadi lagi<br />
3. Hendaknya Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat
terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran
(transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.<br />
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.<br />
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran
setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka
serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka
jalani.<br />
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan
sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang
sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai
upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari
bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi
yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan
dengan baik..<br />
<br />
<br />
</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04105863902796167134noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3597131341141789314.post-12293581487712943932012-08-14T07:12:00.000-07:002012-08-14T07:12:20.125-07:00Metode Ilmiah<b>Metode ilmiah</b> atau <b>proses ilmiah</b> merupakan proses ke<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu" title="Ilmu">ilmuan</a> untuk memperoleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan" title="Pengetahuan">pengetahuan</a> secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan" title="Pengamatan">pengamatan</a> serta membentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis" title="Hipotesis">hipotesis</a> dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alam" title="Alam">alam</a>. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prediksi&action=edit&redlink=1" title="Prediksi (halaman belum tersedia)">Prediksi</a> yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eksperimen" title="Eksperimen">eksperimen</a>. Jika suatu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis" title="Hipotesis">hipotesis</a> lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teori" title="Teori">teori</a> ilmiah.<br />
<br />
<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Unsur_metode_ilmiah">Unsur metode ilmiah</span></h2>
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:<br />
<ol>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Karakterisasi">Karakterisasi</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan" title="Pengamatan">pengamatan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran" title="Pengukuran">pengukuran</a>)</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Pembentukan_hipotesis">Hipotesis</a> (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Prediksi_dari_hipotesis">Prediksi</a> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Deduksi" title="Deduksi">deduksi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Logika" title="Logika">logis</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis" title="Hipotesis">hipotesis</a>)</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Eksperimen">Eksperimen</a> (pengujian atas semua hal di atas)</li>
</ol>
<h4>
<span class="mw-headline" id="DNA.2Fcontoh">DNA/contoh</span></h4>
<dl><dd>Setiap langkah diilustrasikan dengan contoh dari penemuan struktur <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA">DNA</a>:
<ol>
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fkarakterisasi.281.29">DNA/karakterisasi</a></i></li>
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fhipotesis.282.29">DNA/hipotesis</a></i></li>
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fprediksi.283.29">DNA/prediksi</a></i></li>
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Feksperimen.284.29">DNA/eksperimen</a></i></li>
</ol>
</dd><dd>Contoh tersebut dilanjutkan pada tahap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Evaluasi_dan_pengulangan">"Evaluasi dan pengulangan"</a>, yaitu <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fpengulangan">DNA/pengulangan</a></i>.</dd></dl>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Karakterisasi">Karakterisasi</span></h3>
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek
investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti.
Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi)
dan pengamatan; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan" title="Pengamatan">pengamatan</a> yang dimaksud seringkali memerlukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran" title="Pengukuran">pengukuran</a> dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium" title="Laboratorium">laboratorium</a>, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bintang" title="Bintang">bintang</a> atau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi_dunia" title="Populasi dunia">populasi manusia</a>. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer" title="Termometer">termometer</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spektroskop&action=edit&redlink=1" title="Spektroskop (halaman belum tersedia)">spektroskop</a>, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Voltmeter" title="Voltmeter">voltmeter</a>, dan kemajuan suatu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#Bidang-bidang_keilmuan" title="Ilmu">bidang ilmu</a> biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tabel" title="Tabel">tabel</a>, digambarkan dalam bentuk <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Grafik" title="Grafik">grafik</a>, atau di<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peta" title="Peta">petakan</a>, dan diproses dengan perhitungan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Statistika" title="Statistika">statistika</a> seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korelasi" title="Korelasi">korelasi</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Regresi" title="Regresi">regresi</a>.<br />
<h4>
<span class="mw-headline" id="DNA.2Fkarakterisasi">DNA/karakterisasi</span></h4>
Sejarah penemuan struktur <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA">DNA</a> merupakan contoh klasik dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Unsur_metode_ilmiah">empat tahap metode ilmiah</a>: pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1950" title="1950">1950</a> telah diketahui bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarisan_genetik" title="Pewarisan genetik">pewarisan genetik</a> memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel" title="Gregor Mendel">Gregor Mendel</a>, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti di laboratorium <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/William_Lawrence_Bragg" title="William Lawrence Bragg">William Lawrence Bragg</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Cambridge" title="Universitas Cambridge">Universitas Cambridge</a> membuat gambar-gambar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Difraksi" title="Difraksi">difraksi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sinar-X" title="Sinar-X">sinar-X</a> atas berbagai macam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul" title="Molekul">molekul</a>. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkarakterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X. <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fhipotesis.282.29">Lihat: DNA 2</a></i><br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Karakterisasi_2">Karakterisasi</span></h3>
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek
investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti.
Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi)
dan pengamatan; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan" title="Pengamatan">pengamatan</a> yang dimaksud seringkali memerlukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran" title="Pengukuran">pengukuran</a> dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium" title="Laboratorium">laboratorium</a>, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bintang" title="Bintang">bintang</a> atau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi_dunia" title="Populasi dunia">populasi manusia</a>. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer" title="Termometer">termometer</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spektroskop&action=edit&redlink=1" title="Spektroskop (halaman belum tersedia)">spektroskop</a>, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Voltmeter" title="Voltmeter">voltmeter</a>, dan kemajuan suatu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#Bidang-bidang_keilmuan" title="Ilmu">bidang ilmu</a> biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tabel" title="Tabel">tabel</a>, digambarkan dalam bentuk <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Grafik" title="Grafik">grafik</a>, atau di<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peta" title="Peta">petakan</a>, dan diproses dengan perhitungan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Statistika" title="Statistika">statistika</a> seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korelasi" title="Korelasi">korelasi</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Regresi" title="Regresi">regresi</a>. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ketidakpastian" title="Ketidakpastian">ketidakpastian</a>
hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan
dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur<br />
<h4>
<span class="mw-headline" id="DNA.2Fhipotesis">DNA/hipotesis</span></h4>
<dl><dd>Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA">DNA</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Francis_Crick" title="Francis Crick">Francis Crick</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/James_Watson" title="James Watson">James Watson</a> menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Linus_Pauling" title="Linus Pauling">Linus Pauling</a> yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga. <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fkarakterisasi.281.29">Lihat: DNA 1</a>|<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fprediksi.283.29">...DNA 3</a></i></dd></dl>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Prediksi_dari_hipotesis">Prediksi dari hipotesis</span></h3>
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prediksi&action=edit&redlink=1" title="Prediksi (halaman belum tersedia)">prediksi</a> berdasarkan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Deduksi" title="Deduksi">deduksi</a>. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eksperimen" title="Eksperimen">eksperimen</a> dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Statistika" title="Statistika">statistik</a> dan hanya berupa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Probabilitas" title="Probabilitas">probabilitas</a>.
Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui
kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan
demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa
hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang
diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya
sudah diperhitungkan saat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Pembentukan_hipotesis">membuat hipotesis</a>.
Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari
prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus
menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi" title="Teknologi">teknologi</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teori" title="Teori">teori</a> baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.<br />
<h4>
<span class="mw-headline" id="DNA.2Fprediksi">DNA/prediksi</span></h4>
<dl><dd>Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Difraksi" title="Difraksi">difraksi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sinar-X" title="Sinar-X">sinar-X</a> DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X. <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DNA/karakterisasi%281%29&action=edit&redlink=1" title="DNA/karakterisasi(1) (halaman belum tersedia)">Lihat: DNA 1</a> | <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Feksperimen.284.29">...DNA 4</a></i></dd></dl>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Eksperimen">Eksperimen</span></h3>
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika
hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang
sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan
atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan
prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin
salah dan perlu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Evaluasi_dan_pengulangan">diuji lebih lanjut</a>.
Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis,
melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil
eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil
eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.
Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat
dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium" title="Laboratorium">laboratorium</a> atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekskavasi&action=edit&redlink=1" title="Ekskavasi (halaman belum tersedia)">ekskavasi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologi" title="Arkeologi">arkeologis</a>. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat" title="Pesawat">pesawat</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/New_York" title="New York">New York</a> ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paris" title="Paris">Paris</a> dalam rangka menguji hipotesis <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aerodinamisme&action=edit&redlink=1" title="Aerodinamisme (halaman belum tersedia)">aerodinamisme</a>
yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang detail
sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil
eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang
dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.<br />
<h4>
<span class="mw-headline" id="DNA.2Feksperimen">DNA/eksperimen</span></h4>
<dl><dd>Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rosalind_Franklin" title="Rosalind Franklin">Rosalind Franklin</a>
pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf
X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks. <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fkarakterisasi.281.29">Lihat: DNA 1</a> | <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fpengulangan">...DNA/pengulangan</a></i></dd></dl>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Evaluasi_dan_pengulangan">Evaluasi dan pengulangan</span></h2>
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Unsur_metode_ilmiah">langkah yang manapun</a>,
seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena
pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang
menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang
dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan
prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan
kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian.
Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik
dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut,
hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian
itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan
memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat
mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis
mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan
mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam
proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan
karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.<br />
<h4>
<span class="mw-headline" id="DNA.2Fpengulangan">DNA/pengulangan</span></h4>
<dl><dd>Watson dapat mendeduksikan struktur utama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA">DNA</a> dengan menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Model" title="Model">model</a> konkret bentuk fisik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleotida" title="Nukleotida">nukleotida</a> yang menyusun DNA. Dia menggunakan acuan panjang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kimia" title="Ikatan kimia">ikatan kimia</a> yang telah dideduksikan oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Linus_Pauling" title="Linus Pauling">Linus Pauling</a>. Diawali dengan penemuan oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/James_Watson" title="James Watson">James Watson</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Francis_Crick" title="Francis Crick">Francis Crick</a> tersebut, lahirlah bidang ilmu baru: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_molekular" title="Biologi molekular">biologi molekular</a>. <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#DNA.2Fkarakterisasi.281.29">Lihat: DNA 1</a></i></dd></dl>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pranala_luar">Pranala luar</span></h2>
<ul>
<li><span lang="Inggris" style="color: #777777; cursor: help; font-size: 0.95em; font-weight: bold;" title="Bahasa Inggris">(Inggris)</span> <a class="external text" href="http://www.freeinquiry.com/intro-to-sci.html" rel="nofollow">An Introduction to Science: Scientific Thinking and a scientific method</a> oleh Steven D. Schafersman.</li>
<li><span lang="Inggris" style="color: #777777; cursor: help; font-size: 0.95em; font-weight: bold;" title="Bahasa Inggris">(Inggris)</span> <a class="external text" href="http://teacher.nsrl.rochester.edu/phy_labs/AppendixE/AppendixE.html" rel="nofollow">Introduction to a scientific method</a></li>
</ul>
<span id="interwiki-eo-ga"></span> <span id="interwiki-ko-ga"></span><br />
<div class="catlinks" id="catlinks">
<div class="mw-normal-catlinks" id="mw-normal-catlinks">
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Daftar_kategori" title="Istimewa:Daftar kategori">Kategori</a>: <ul>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Ilmu" title="Kategori:Ilmu">Ilmu</a></li>
</ul>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04105863902796167134noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3597131341141789314.post-24660385305242848632012-08-14T07:02:00.000-07:002012-08-14T07:02:43.473-07:00Mengolah Sampah Organik Menjadi KomposApakah saat ini kalian dapat lihat, bahwa keadaan lingkungan di sekitar ini sudah tidak sehat lagi?<br /><br />Sampah-sampah
ada dimana-mana, sehingga dapat menyebarkan penyakit ke lingkungan
sekitar, limbah ada dimana-mana sehingga air yang kita minum menjadi
tidak sehat juga,dll.<br /><br />Saya sebagai mantan peserta Toyota Eco
Youth 3, ingin berbagi pengetahuan denga anda bagaimana mencegah semua
hal ini tidak terjadi lagi dan saya juga akan membagikan pengetahuan
saya kepada para pembaca mengenai pembuatan pupuk bokashi dan pupuk
kompos skala rumah tangga. Saat ini, pertama-tama yang harus anda
lakukan adalah 3R+1R. <br /><br /><span class="fullpost"><br /><br />1 Reduce<br />
Reduce adalah sebuah tindakan pelestarian lingkungan dengan
mengurangi pemakaian barang-barang yang kurang perlu, salah satu contoh
kita seharusnya dapat mengurangi pemakaian styrofoam untuk membungkus
makanan, kita dapat menggunakan tempat-tempat makanan yang berasal dari
kertas atau plastik sehingga mudah untuk di daur ulang lagi, sedikit
informasi bahwa styrofoam itu adalah bahan yang tidak bisa di daur
ulang.<br /><br />2. Reuse<br /> Reuse ini adalah sebuah cara
pelestarian lingkungan dengan menggunakan kembali sebuah barang,
contohnya kita dapat memberikan pakaian kita yang sudah tidak terpakai
lagi oleh kita namun masih layak dipakai kepada kepada panti asuhan
apabila pakaian tersebut sudah tidak layak dipergunakan lagi, maka anda
dapat menjadikannya sebagai lap.<br /><br />3. Recycle<br /> Yang satu
ini tentunya tidak asing lagi bagi anda. Recycle itu merupakan sebuah
cara pelestarian lingkungan dengan cara mendaur ulang kembali sebuah
barang, contohnya kita dapat mendaur ulang sampah-sampah organik yang
ada di rumah kita menjadi kompos, dll.<br /><br />4. Replant<br />
Replant adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan cara menanam
kembali tanaman hijau di daerah yang hampir sudah tidak ada tanaman
hijau lagi ataupun kita dapat mengadakan replant ini di daerah hutan
yang sudah hampir rusak.<br /><br />Kebetulan pada saat itu sekolah saya,
SMAN3 Pontianak, lolos seleksi pertama TEY 3 dan kami diharuskan untuk
membuat sebuah tindakan riil sebagai wujud nyata tulisan esai kami.<br />Kami
mendaur ulang sampah-sampah yang ada di sekitar sekolah kami menjadi
kompos yang penggunaannya untuk sebagai media penanaman Lidah Buaya (<span style="font-style: italic;">Aloe Vera</span>) dengan bahan dan alat serta cara pengolahannya sbb:<br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-weight: bold;">CARA PEMBUATAN BOKASHI</span></div>
<br />Bahan:<br />1. Kotoran sapi<br />2. EM4<br />3. sampah organik (compostable)<br />4. wadah<br />5. dedak (makanan ayam)<br /><br />Cara Pembuatan:<br />1. cacah sampah organik menjadi kecil<br />2. masukkan sampah organik dan kotoran sapi ke dalam wadah<br />3. aduk campuran tersebut hingga sampah organik tersebut menyatu dengan kotoran sapi<br />4. siramkan EM4 dengan campuran EM4 sbb:<br /> 2Ltr air + 70ml EM4 (1 tutup botol 10ml) + 1 kg gula pasir<br />5. taburkan dedak<br />6. tutup rapat, jangan sampai udara masuk dan terkena sinar matahari karena proses pengomposan ini bersifat anaerob<br />7.
setiap 3 atu 5 hari sekali aduk campuran tersebut dan siramkan EM4
lagi, setelah diaduk dan disiram, kita harus selalu menutup rapat
kembali campuran tersebut<br />8. setelah kurang lebih 1 bulan, campuran tersebut telah menjadi kompos dan telah siap dipakai<br /><br />EM4 dapat kita beli atau kita buat sendiri dengan cara:<br />1. sediakan air kelapa + ragi + gula merah<br />2. campurkan ragi + gula merah ke dalam air kelapa di dalam satu wadah<br />3. tutup rapat dan setiap hari, wadah tersebut wajib dibuka untuk melepaskan gas C02<br />4. setelah 1 bulan, EM sudah dapat digunakan<br /><br /><div style="text-align: center;">
<span style="font-weight: bold;">PEMBUATAN KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA</span></div>
<br />Pembuatan Kompos ini dapat juga dilakukan dalam skala rumah tangga dengan menggunakan komposter seperti gambar berikut:<br /><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_YK3JdjRii1Q/SdUplFEAbQI/AAAAAAAAAAM/I7Y2bfxvcMw/s1600-h/image.jpeg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5320204251798990082" src="http://4.bp.blogspot.com/_YK3JdjRii1Q/SdUplFEAbQI/AAAAAAAAAAM/I7Y2bfxvcMw/s320/image.jpeg" style="cursor: pointer; float: left; height: 142px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 82px;" /></a><br /><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_YK3JdjRii1Q/SdUqVuNiC6I/AAAAAAAAAAU/Hjhz_kInkT0/s1600-h/images.jpeg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5320205087478516642" src="http://4.bp.blogspot.com/_YK3JdjRii1Q/SdUqVuNiC6I/AAAAAAAAAAU/Hjhz_kInkT0/s320/images.jpeg" style="cursor: pointer; float: left; height: 118px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 83px;" /></a><br /><br />adapun cara pembuatannya adalah sbb:<br />1. cacah sampah organik hingga kecil dan masukkan ke dalam komposter<br />2. kemudian siramkan atau semprotkan EM4 dan dilakukan secara rutin 5x sehari<br />3.
setelah satu bulan kompos sudah dapat dipakai dan air yang terdapat di
bagian bawah juga dapat digunakan sebagai pupuk cair, namun dalam
pemakaiannya perlu dicampur dengan air terlebih dahulu.<br /><br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04105863902796167134noreply@blogger.com0